PROPOSAL
PRAKTIK KERJA LAPANGAN I
PRODUKSI dan PEMASARAN
BIBIT JERUK ( Citrus, sp )
DI PERUSAHAAN TRUBUS
MEKARSARI, CIMANGGIS,
DEPOK, JAWA BARAT
BELA
RATNA WIGUNA
NIRM. 04.1.17.0979
PROGRAM STUDI PENYULUHAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN
PERTANIAN BOGOR
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul
|
:
|
Praktik Kerja Lapangan
I Pemasaran Jeruk di Perusahaan Trubus,
Mekarsari, Cimanggis, Depok, Jawa Barat
|
Nama
|
:
|
Bela Ratna Wiguna
|
NIRM
|
:
|
04.1.17.0979
|
Program Studi
|
:
|
Penyuluhan Pertanian
Berkelanjutan
|
Jurusan
|
:
|
Pertanian
|
Menyetujui :
Pembimbing I
Dr. Dayat, SP.,M.Si
NIP.19630603 198702 1 001
|
|
Pembimbing II
Nawangwulan Widyastuti, SP., M.Si
NIP.
19570913 198503 2 001
|
|
|
|
Mengetahui :
Ketua Ketua Program Studi
Jurusan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Rudi
Hartono, SST., MP. Ait Maryani, SP., M.Pd.
NIP. 19820307 200604 1 001 NIP. 19591009 198202 2 001
KATA PENGANTAR
Puji
syukur alhamdulillah penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Proposal Praktek Kerja Lapang (PKL) I dengan judul “ Produksi dan
Pemasaran Bibit Tanaman Jeruk di Perusahaan Trubus, Mekarsari, Cimanggis,
Depok, Jawa Barat” ini
dengan baik. Proposal
Praktek Kerja Lapang ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat akademik sebelum melaksanakan PKL I pada jurusan Pertanian,
program studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Politeknik Pembangunan
Pertanian Bogor.
Penyusun proposal
ini mendapat banyak dukungan
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada yang terhormat Dr. Dayat, SP., M.Si. selaku Pembimbing I dan Nawangwulan Widyastuti, SP.,
M.Si. selaku Pembimbing
II.
Serta tidak lupa juga penulis sampaikan terima kasih kepada Rudi Hartono, SST., MP. selaku Ketua Jurusan Pertanian
Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor dan Ait
Maryani, SP., M.Pd. selaku
Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian
Berkelanjutan, orang tua dan keluarga yang selalu memberi dukungan baik secara materi
maupun moril, serta semua
pihak yang telah membantu penyelesaian proposal ini.
Penulis
menyadari dalam penyusunan proposal ini
masih terdapat kekurangan,
maka dari itu, saran
dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dalam
menyempurnakan laporan ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umunya.
Bogor, Juni 2019
DAFTAR ISI
Tabel
1. Rencana Materi Magang …………………………………………………….. 21
Tabel.
2 Rencana Kegiatan di lapangan ……………………………………………... 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Daun Jeruk …………………………………………………………………… 5
Gambar 2.
Bunga
Jeruk …………………………………………………………………...6
Gambar 3. Buah dan Biji Jeruk
…………………………………………………………..7
Gambar 4.
Tingkat Saluran Konsumen …………………………………………………13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ……………………………………………………………………………….. 25
Lampiran 2 ……………………………..………………..…………………………………27
Lampiran 3 …………………………….………………………………………………….. 28
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Buah merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena
jenis komoditas hortikultura ini sangat digemari oleh masyarakat dan
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu jenis buah yang sering
dibudidayakan oleh petani di Indonesia adalah Jeruk. Jeruk adalah tanaman
tahunan yang berasal dari Asia, terutama dari India dan Indo-Cina. Sejak
ratusan tahun yang lalu, Jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau
di budidayakan. Tanaman Jeruk tersebar di seluruh Indonesia, dengan sentra
produksi utama terdapat di provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Jenis Jeruk yang masih dikembangkan petani
sekitar 70% - 80% merupakan Jeruk Siam, sedangkan jenis lainnya merupakan jenis
Keprok dan Pamelo unggulan daerah seperti Keprok Garut dari Jawa Barat, Keprok
Sioumpu dari Sulawesi Tenggara, Keprok Tejakula dari Bali, dan Keprok Kacang
dari Sumatera Barat, Pamelo Nambangan dari Jawa Timur dan Pangkajene merah dan
putih dari Sulawesi Selatan, sedangkan Jeruk Nipis banyak dibudidayakan di Jawa
Timur dan Kalimantan Timur (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Departemen Pertanian, 2005).
Jeruk merupakan salah satu buah yang digemari oleh semua
kalangan masyarakat di Indonesia. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya
konsumsi Jeruk di Indonesia dari tahun ke tahun. Tahun 1995-2004 mengalami peningkatan
dalam konsumsi buah Jeruk sebesar 12,15% per tahun. Total konsumsi Jeruk
Indonesia pada tahun 2004 mencapai 2161,90 ribu ton, sedangkan produksi Jeruk
dalam negeri hanya 2071,08 ribu ton. Tingkat konsumsi Jeruk yang tinggi tidak
diimbangi dengan produktivitas dari tanaman Jeruk itu sendiri. Produksi Jeruk
Indonesia berfluktuasi, hal ini dapat dilihat dari produksi dan luas areal dari
tahun 2009 luas areal 350 ha dan menurun
pada tahun 2012 menjadi 150 ha, sedangkan produksi Jeruk pada tahun yang sama
menurun dari 437.149 ton menjadi 293.460 ton/tahun. Oleh karena itu, untuk
mencapai sasaran tingkat konsumsi sebesar 3,26 kg perkapita per tahun
diperlukan buah Jeruk sebanyak 745.676 ton. Salah satu upaya untuk mengatasi
kebutuhan konsumsi buah Jeruk yaitu dengan melakukan produksi bibit tanaman
Jeruk serta menguasai strategi pemasaran. Strategi pemasaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu produk, harga, dan distribusi. Hal yang tidak dapat
diabaikan oleh perusahaan dalam rangka memperlancar arus barang dari produsen
ke konsumen yaitu saluran distribusi. Adanya saluran distribusi maka perusahaan
dapat mengetahui tolok ukur kemampuam pemasaran diberbagai unit pemasaran
tersebut.
Trubus merupakan salah satu bentuk perusahaan agribisnis
yang bergerak memproduksi Majalah Pertanian, namun karena tuntutan pembaca
majalah pertanian yang diterbitkan tahun 1969 yang berkenaan dengan pengadaan
bibit dan sarana pertanian, maka pada tahun 1983 di buka Toko Pertanian. Toko pertanian ini memproduksi berbagai macam
bibit tanaman buah, salah satunya tanaman Jeruk. Oleh karena itu, melihat
prospek dari produksi dan pemasaran bibit di perusahaan Trubus yang dapat
menguasai pasar, akan dilakukan Praktek Kerja Lapang untuk melakukan pengamatan
terhadap hal – hal yang berkaitan dengan kegiatan produksi dan pemasaran bibit Jeruk.
Hal ini dikarenakan apabila perusahaan melakukan kesalahan dalam pemilihan
saluran akan mengakibatkan usaha penyaluran hasil produksi menjadi terhambat,
serta apabila terjadi kesalahan kebijakan distribusi yang diambil perusahaan
terhadap perantara akan menyebabkan volume penjualan kurang memuaskan, sehingga
perlu dilakukannya manajemen saluran distribusi pemasaran Jeruk di perusahaan
Trubus.
Tujuan
Tujuan
dilakukannya Praktek Kerja Lapang di perusahaan Trubus yaitu :
1.
Meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan secara langsung kegiatan budidaya bibit Jeruk dan
pemasarannya di perusahaan Trubus.
2.
Dapat
mengidentifikasi masalah dan pemecahan masalah yang tepat dalam kegiatan budidaya
pemasaran bibit Jeruk.
3.
Menumbuhkan
jiwa kewirausahaan dalam agribisnis (rasa percaya diri, tanggungjawab, kreatif,
inovatif, dinamis, disiplin dan tangguh).
Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam kegiatan Praktek Kerja
Lapang I di perusahaan Trubus yaitu :
1.
Menambah
pengetahuan dan ketrampilan secara langsung kegiatan budidaya bibit Jeruk dan
pemasarannya di perusahaan Trubus.
2.
Dapat
mengidentifikasi masalah dan pemecahan masalah yang tepat dalam kegiatan
budidaya dan pemasaran bibit Jeruk.
3.
Tumbuhnya
jiwa kewirausahaan dalam agribisnis (rasa percaya diri, tanggungjawab, kreatif,
inovatif, dinamis, disiplin dan tangguh).
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Jeruk
Jeruk merupakan tanaman
tahunan yang berasal dari Asia Tenggara, yaitu India, Cina Selatan dan beberapa
jenis dari Florida, Australia Utara, dan Kaledonia. Akan tetapi kini tanaman Jeruk
dapat dijumpai diseluruh Negara di dunia, seperti halnya di Indonesia. Terdapat
banyak spesies tanaman Jeruk dari 6 Genus, antara lain Citrus, Microcitrus, Fortunella,
Poncitrus, Cymedia, dan Eremocitrus. Dari semua itu, yang paling terkenal
adalah Citrus, Fortunella, dan Poncitrus. Sementara itu, yang memiliki nilai
ekonomis tinggi sehingga populer hanyalah Citrus.
Jeruk merupakan tanaman
berupa semak atau pohon yang memiliki daun tunggal, dan bentuk buah yang beraneka
ragam. Tinggi tanaman Jeruk berkisar antara 2-8 meter, dengan tajuk yang tidak
beraturan, banyak cabang, rindang, berdahan pendek. Permukaan atas daun
berwarna hijau mengkilat dan bagian bawahnya hijau muda. Tangkai daun bersayap
sangat sempit dan dapat dikatakan tidak bersayap, panjang 0,5 cm sampai 1,5 cm.
Helaian daun tanaman Jeruk berbentuk bulat telur memanjang, atau elliptis,
dengan ujung tumpul, melekuk kedalam sedikit, tepi bergerigi beringgit sangat
lemah, panjang 3 – 8 cm. Bunga tanaman Jeruk berdiameter 1,5 – 2,5 cm, daun
mahkota berwarna putih, buah berbentuk bola, dan kebanyakan daging buah tanaman
Jeruk berwarna orange yang diliputi jaringan seperti reticulatum
(Tjitrosoepomo, 2007).
Buah Jeruk (Citrus Sinensis) memiliki bentuk bulat
agak lonjong dengan warna jingga kekuningan. Buah ini memiliki rasa yang manis
dan juga asam serta mengandung banyak air, sehingga mengonsumsi buah Jeruk
dapat menyegarkan tubuh. Secara umum, buah ini memiliki biji berukuran kecil
dengan jumlah sekitar 5 – 12 biji tergantung dari varietasnya. Bahkan terkadang
ada juga buah Jeruk yang tidak memiliki biji sama sekali. Buah ini kaya akan
vitamin C dan antioksidan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan
juga membantu melawan infeksi serta flu. Kandungan phytochemicals yang terdapat pada buah Jeruk berfungsi didalam
melawan agen penyebab kanker. Selain itu, mengkonsumsi buah Jeruk secara rutin
bermanfaat didalam mengatur tekanan darah, meredakan sembelit, mencegah
penyakit jantung, membersihkan darah, dan masih banyak lagi.
Klasifikasi
dari tanaman Jeruk:
Kingdom : Plantae
(Tumbuhan)
Sub
Kingdom : Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta
(Tumbuhan berbiji)
Devisi : Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Kelas : Dicotyledonae
(Tumbuhan dikotil)
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo
: Sapindales
Family
: Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies
: Citrus sp.
Morfologi Tanaman Jeruk
Morfologi Akar
Tanaman Jeruk memiliki
perakaran tunggang yang kuat, serabut dan juga akar halus. Akar tunggang dapat
tumbuh mencapai kedalaman hingga 4 meter pada kondisi tanah yang subur dan
gembur. Akan tetapi akar ini akan berhenti tumbuh jika struktur tanah keras
atau tanah berada di dalam air. Hal tersebut dikarenakan pada ujung akar
tanaman terdiri dari sel – sel muda yang senantiasa membelah dan merupakan
titik tumbuh pada tanaman Jeruk. Keadaan sel ini sangat lembut sehingga mudah
sekali rusak apabila menembus tanah yang keras dan padat. Pada dasarnya kedalaman
akar tanaman Jeruk juga bervariasi, karena semua itu tergantung dari kondisi
tanah (lingkungan tempat tumbuh) dan juga varietasnya.
Morfologi
Daun
Gambar 1. Daun
Jeruk
Daun Jeruk ada yang
bersayap (kelompok Jeruk Aurantium) dan ada juga yang tidak bersayap (kelompok
Jeruk Medica). Daun tanaman ini memiliki panjang antara 5 cm hingga 15 cm.
Dengan bentuk oval dan pada ujung daun sedikit meruncing serta pada bagian
pangkal agak melingkar dan tumpul.Tulang daun Jeruk ada yang berbentuk menyirip
beraturan dan ada juga yang berbentuk berselang-seling, serta pada bagian tepi
daun ada yang bergerigi dan ada yang tidak. Daun Jeruk apabila diremas akan
mengeluarkan bau yang spesifik karena mengandung minyak asiri (minyak terbang).
Daun Jeruk memiliki warna hijau tua dan terlihat tebal. Pada permukaan daun
jika dilihat sekilas tampak mengkilap seperti terlapisi plastik, hal tersebut dikarenakan
pada permukaan daun Jeruk dilapisi oleh lilin yang begitu padat dan mengandung
sedikit pektin, sehingga apabila kehujanan membuat tetesan air hujan segera
tergelincir jatuh.
Morfologi
Batang
Tanaman Jeruk memiliki
batang berbentuk bulat dan terdapat mata tunas. Dimana batang tanaman Jeruk ada yang teksturnya kasar, ada yang
halus, dan ada juga yang berduri tergantung dari varietasnya. Apabila batang
ini dibiarkan tanpa dilakukan pemangkasan, maka akan tumbuh mencapai ketinggian
15 meter bahkan lebih. Batang tanaman ini memiliki bermacam-macam warna, dari
varietasnya.
Morfologi
Bunga
Gambar 2.
Bunga Jeruk
Tanaman Jeruk memiliki jenis bunga
majemuk dengan warna putih pucat. Bunga tanaman Jeruk merupakan bunga sempurna
(hermaprodit) dimana dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari. Benang
sari dan putik tersebut terdapat pada mahkota bunga dengan jumlah bervariasi
antara 5-20 benang sari dan hanya 1 buah
putik. Bunga Jeruk biasanya muncul pada bagian ketiak daun atau ranting yang
masih muda. Selain itu, bunga ini memiliki bau yang harum dan mengandung nektar
(madu), sehingga menarik serangga seperti lebah. Pada dasarnya tanaman Jeruk
dapat berbunga sepanjang tahun asalkan kondisi ekositemnya memenuhi syarat
pembungaan.
Morfologi Buah dan Biji
Gambar 3. Buah
dan Biji Jeruk
Buah Jeruk memiliki bentuk yang bervariasi, ada yang
bulat, oval, atau lonjong memanjang. Kulit buah Jeruk ada yang tebal dan sukar
dikupas, dan ada juga yang tipis mudah dikupas. Selain itu, warna buah Jeruk
juga bervariasi, antara lain kuning, hijau, dan jingga, semua itu tergantung
dari varietasnya.
Biji Jeruk terdapat dalam bulir buah dengan ukuran kecil
berbentuk menyerupai telur, akan tetapi pada salah satu ujungnya meruncing.
Biji Jeruk memiliki warna putih keabu-abuan. Jumlah biji ada yang banyak dan
ada juga yang tidak berbiji tergantung dari varietasnya.
Syarat Tumbuh Tanaman Jeruk
Iklim
Tanaman Jeruk
dapat tumbuh di daerah berjenis apa saja, baik daerah dataran rendah maupun
dataran tinggi. Semua jenis tanaman Jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung
dari sinar matahari. Suhu atau temperature optimal antara 200 C – 300
C, namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada suhu 380 C
(Naharsari, 2007).
Tergantung
pada spesiesnya, Jeruk memerlukan 5 – 6, 6 – 7, atau 9 bulan basah (musim
hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar
tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang
cukup terutama di bulan Juli – Agustus. Kecepatan angin yang lebih dari 40 – 48
% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan
anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus
dengan arah angin. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70
– 80 % (Prihatman, 2000).
Tanah
Jeruk ditanam pada
berbagai jenis tanah dan lahan, mulai dari lahan kering, sawah sampai lahan
tergenang. Terdapat beberapa syarat dalam penentuan jenis tanah yang akan
digunakan untuk menanam Jeruk. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk
budidaya Jeruk. Tanah yang baik dengan tekstur gembur berpasir hingga lempung
beliat dengan fraksi liat 7 – 27 %, debu 25 – 50 %, dan pasir kurang dari 50 %,
cukup humus, tata air dan udara baik (Naharsari, 2007).
Derajat keasaman tanah (pH
tanah) yang cocok untuk budidaya Jeruk adalah 5,5 – 6,5 dengan pH optimum 6.
Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150 – 200 cm di bawah permukaan
tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman Jeruk
menyukai air yang mengandung garam sekitar 10 %. Tanaman Jeruk dapat tumbuh
dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 300
(Prihatman, 2000).
Jenis – jenis tanaman Jeruk
Jeruk Besar
Jeruk besar dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah
hingga ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Jenis Jeruk ini lebih menyukai
daerah yang permukaan air tanahnya dalam dan tidak tergenang air. Pohon Jeruk
besar relatif tinggi, yakni antara 6 – 12 m. Batangnya yang masih muda berduri,
tetapi setelah tua duri – durinya menjadi lapuk. Jeruk besar mempunyai bunga
majemuk yang terletak pada ujung cabang, berbau harum, daun pelindung agak
besar, kelopak daun berbentuk cawan dan bulat. Tajuk bunganya ada 5 – 6 lembar,
benang sarinya berjumlah sekitar 20. Buah Jeruk besar, sesuai namanya daging
buahnya sedikit mengandung air, berwarna merah muda, rasanya manis tetapi ada
juga yang asam. Setiap pohon Jeruk besar dapat menghasilkan buah sebanyak 200
buah dalam satu musim. Waktu pembentukan bunga sampai buah masak membutuhkan
waktu sekitar 7 – 8 bulan (Suhaeni, 2008).
Jeruk Nipis
Jeruk Nipis bersal dari Indonesia dan dapat tumbuh dengan
baik di dataran rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut
dengan pH 5,5 – 6. Ketinggian Jeruk nipis berkisar antara 1,5 – 5 meter.
Ranting – rantingnya berduri pendek, kaku dan tajam. Daun selang – seling
berbentuk lonjong sampai bundar, dan berukuran (4 - 8) cm x ( 2 – 5) cm. Pinggiran
daunnya bergerigi kecil dan tangkai daunnya bersayap sempit. Bunga Jeruk nipis
berbentuk tandan pendek, berada diketiak daun pada pucuk yang baru merekah.
Jumlah bunga pertandan sekitar 1 – 10 kuntum (Sarwono, 2011).
Jeruk Siam
Batang Jeruk Siam pada umumnya mempunyai tinggi antara
2,5 – 3 m. Kebanyakan Jeruk Siam memiliki bentuk daun yang bisa dibedakan dari
Jeruk lainnya. Bentuk daunnya oval dan berukuran sedikit lebih besar dari Jeruk
besar. Ukuran daunnya sekitar 7,8 cm x 3,9 cm dan memiliki sayap daun kecil.
Ujung daunnya sedikit terbelah sedangkan bagian pangkalnya meruncing. Jeruk
siam memiliki ciri khas kulit buahnya tipis (sekitar 2 mm), permukaannya halus,
licin, mengkilap, dan menempel lekat pada daging buahnya. Terpenting dari semua
itu adalah buahnya lunak dengan rasa manis dan harum (Pracaya, 2004).
Jeruk Manis
Pohon Jeruk manis bisa mencapai ketinggian 6 – 10 m.
Mempunyai duri yang kuat, ranting yang muda bersudut dan biasanya berduri,
bercabang rendah, tajuk pohon bulat dan kerimbunan sedang. Daun berbentuk bulat
telur, panjangnya kurang lebih 5 – 15 cm dan lebar 2 – 8 cm, ujungnya sedikit
meruncing, dan biasanya sedikit berlekuk, daun bagian atas berwarna hijau
mengkilat dengan titik – titik kuning muda, sedangkan permukaan bagian bawah
berwarna hijau muda sampai hijau kekuningan kusam dengan titik – titik hijau
tua. Buah Jeruk manis berukuran besar, tangkainya kuat, bentuk buah bulat
hingga lonjong berdiameter 4 – 12 cm. Buah yang telah masak berwarna oranye,
kuning, atau hijau kekuningan berbau sedikit harum, kusam dan sedikit mengkilap
(Pracaya, 2004).
Perbanyakan Tanaman Jeruk
Tanaman Jeruk bisa diperbanyak dengan 2 cara, yaitu Generatif
(sexual), yaitu dengan biji, biji jeruk ada yang tumbuh mono – embrional (satu
batang) dan ada yang poll – embrional (banyak batang). Sedangkan perbanyakan
dengan cara Vegetatif (asexsual) dapat dilakukan dengan cangkok dan okulasi.
Perbanyakan tanaman secara Generative dilakukan dengan
menanam biji yang dihasilkan dari penyerbukan antara bunga jantan dan bunga
betina. Secara alami, proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau
serangga. Namun saat ini, penyerbukan sering dilakukan dengan bantuan manusia,
terutama para pemulia tanaman untuk memperbanyak atau menyilang tanaman dari
beberapa varietas yang berbeda. Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara
generatif adalah system perakarannya yang kuat dan rimbun, sehingga sering
dijadikan sebagai batang bawah untuk okulasi atau sambungan. Keuntungan dari
perbanyakan secara Generative diantaranya sistem perakaran lebih kuat, lebih
mudah diperbanyak dan angka waktu berbuah lebih panjanng, sedangkan kelemahan
adalah waktu untuk mulai berbuah lebih lama dan sifat turunan tidak sama dengan
induk.
Perbanyakan tanaman secara Vegetative dapat dilakukan
dengan okulasi (Budding), yaitu menyatunya
bagian – bagian tanaman dengan jalan regenerasi, yang berhasil mencapai
penyatuan fisik dan tumbuh menjadi satu tanaman tunggal. Bagian yang memberi
akar disebut batang bawah (rootstock)
dapat berupa sepotong akar atau tanaman utuh, bagian yang ditambahkan disebut
batang atas (scion atau entris) berupa mata tempel. Secara umum,
okulasi terdiri dari pengirisan batang bawah, pengambilan dan penyisipan mata,
pengikatan tempelan dan pemotongan batang bawah. Waktu yang baik melakukan
okulasi adalah pada saat kulit batang bawah maupun batang atas muda dikelupas
dari kulitnya. Saat ini terjadi pada waktu pembelahan sel dalam kambium
berlangsung secara aktif. Setiap tanaman mempunyai waktu pembelahan yang
berbeda, ada yang aktif di musim kemarau atau saat musim hujan.
Adapun
urutan okulasi adalah :
-
Pada
batang bawah, dibuat sayatan melintang sepanjang 1 cm, dari ujung irisan
melintang ini kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah.
-
Kulit
yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3 – nya.
-
Mata
tempel diambil dengan cara irisan segi empat. Besarnya kulit mata ini harus
lebih kecil, karena jika ukuran kulit mata sama atau lebih besar maka okulasi
akan gagal.
-
Kulit
mata yang telah dilepas dari kayunya, didalamnya ada kambium dan di luar
matanya, ditempelkan pada irisan batang bawah. Setelah tempelan pas benar,
kemudian diikat dengan plastik.
-
Dalam
waktu 2-3 minggu kemudian ikatan dibuka. Bila matanya masih hijau, berarti
okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal dan perlu dilakukan
penyulaman.
Teknik
Vegetative yang kedua dapat dilakukan dengan cara mencangkok. Dahan yang akan
dicangkok tidak boleh bergaris tengah kurang dari 1 cm, sudah dewasa, dan
sehat. Jika sudah ada dahan yang siap dicangkok selanjutnya kupas kulit dahan
secara mengeliling selebar 1-3 cm, kemudian bagian yang telah terbuka itu
ditutupi dengan tanah, setelah tertutup dengan tanah kemudian dibalut dengan
sabut kelapa atau plastik yang diberi lubang – lubang untuk sirkulasi. Cangkokan
disiram setiap hari supaya tidak kekurangan air. Dalam beberapa hari dahan
sebelah atas cangkokan akan tumbuh akar, setelah akar tumbuh panjang dan keluar
dari sabut, barulah dipotong dahan bagian bawah, kemudian tanam pada lahan yang
sudah dipersiapkan. Lubang yang dipersiapkan sebelumnya harus diberi pupuk
kandang yang baik.
Konsep Dasar Pemasaran
Menurut Kotler (2000), pemasaran
yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut David
(2006), strategi pemasran adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan
organisasi dapat mencapai tujuannya. Menurut Rangkuti (1997), unsur – unsur
pemasran dapat diklasifikasikan menjadi 3 unsur sebagai berikut:
1.
Unsur
strategi persaingan, dapat dikelompokkan menjadi 3 :
a.
Segmentasi
pasar, adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau
konsumen secara terpisah.
b.
Targetting, adalah suatu tindakan memilih satu
atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.
c.
Positioning, adalah penetapan posisi pasar. Tujuannya
adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang
ada dipasar kedalam benak konsumen.
2.
Unsur
strategi pemasaran, terdapat 2 unsur strategi pemasaran :
a.
Diferensiasi,
yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di
perusahaan.
b.
Bauran
pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan – kegiatan mengenai produk, harga,
promosi dan tempat.
3.
Unsur
nilai pemasaran, dapat dikelompokkan menjadi 3 :
a.
Merek
atau Brand, adalah nilai yang
berkaitan dengan nama atau nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu
perusahaan.
b.
Pelayanan
atau service, adalah nilai yang
berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan jasa pada konsumen.
c.
Proses,
adalah nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap
karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen,
baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Bauran pemasaran atau biasa disebut dengan marketing mix, merupakan strategi dasar
manajemen pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya.
Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan
menjadi 4 kelompok variabel yang disebut 7P dalam kegiatan pemasaran yaitu Product (produk), Price (harga), Place
(tempat), Promotion (promosi), People (orang), Pshycal Evidence (lingkungan fisik), Process (proses).
Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha untuk
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke
konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (Tjiptono, 2008).
Menurut Philip Kotler (1997) yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah
serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Ada 4 macam
saluran distribusi yang dapat digunakan untuk mencapai konsumen, yaitu :
Gambar 4. Tingkat saluran konsumen
1.
Level
0 (Perusahaan – Konsumen)
Merupakan
saluran distribusi langsung. Biasanya saluran distribusi langsung ini dipakai
oleh perusahaan atau produsen bilamana transaksi penjualan kepada konsumen
relatif cukup besar.
2.
Level
1 (Perusahaan – pengecer – konsumen)
Produsen
barang – barang jenis perlengkapan operasi dapat menggunakan distributor industry
untuk mencapai pasarnya.
3.
Level
2 (Perusahan – Pedagang grosir – Pengecer – Konsumen)
Biasanya
distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen
pemasaran. Juga perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin
memasuki daerah pemasaran baru, lebih suka menggunakan agen.
4.
Level
3 (Perusahaan – Pedagang grosir – Pedagang besar – Pengecer – Konsumen)
Saluran
distribusi ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan antara lain
bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung.
Pemasaran Bibit Tanaman Jeruk
Pemasaran hasil pertanian atau tata niaga pertanian
merupakan serangkaian kegiatan ekonomi berturut – turut yang terjadi selama
perjalanan komoditas hasil – hasil pertanian mulai dari produsen primer sampai
ke tangan konsumen (FAO, 1985).
Tujuan
pemasaran adalah mencari keuntungan dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen sehingga dapat memuaskan konsumen itu sendiri. Kegiatan yang paling
utama pemasaran dalam hal memenuhi kepuasan konsumen adalah dengan
memperhatikan produk, harga, distribusi dan promosi yang dikenal dengan istilah
bauran pemasaran.
Pemasaran bibit tanaman buah secara konvensional dilakukan
melalui dua cara, yaitu Level 0 yang melakukan penjualan secara langsung ke
konsumen (perorangan) dan Level 1 dimana penjualan melalui pedagang (perantara,
pengecer) kemudian ke konsumen (lembaga, perusahaan, kelompok, atau
perorangan). Penjualan secara langsung ke konsumen dilakukan dengan membuka showroom yang umumnya berada di pinggir
jalan. Harga bibit tanaman buah ditentukan oleh tinggi tanaman dan system
penjualan, eceran atau borongan. Apabila sistem penjualan bibit tanaman buah
secara eceran maka harga bibit dapat meningkat sampai tiga kali lipat
dibandingkan borongan atau partai besar. Konsumen yang membeli eceran adalah
konsumen perorangan dan konsumen yang membeli borongan atau partai besar adalah
pedagang (pengecer, perantara). Namun saat ini aktivitas pemasaran bibit tidak
hanya dilakukan secara konvensional saja, strategi untuk meningkatkan
pendapatan dilakukan dengan berbagai macam promosi melalui online misalnya dengan website
dan media sosial. Dimana website dan
media sosial tersebut berisi produk, harga, layanan, alamat, testimony, dan
lain sebagainya. Strategi pemasaran yang demikian akan sangat mendukung bisnis
penjualan bibit tanaman jika diintegrasikan antara online dan offline.
Perusahaan Toko Trubus
Berawal dari tuntutan pembaca majalah pertanian Trubus
yang diterbitkan tahun 1969 berkenaan dengan pengadaan bibit dan sarana
pertanian, maka pada tahun 1983 di buka toko pertanian pertama yang terletak di
jalan Gunung Sahari III/7, Jakarta Pusat yang lebih dikenal dengan nama Toko
Trubus Sahari. Pada tahun yang sama dibangun Toko Trubus kedua yaitu Toko
Trubus Cimanggis, Depok. Di lokasi ini juga terdapat kegiatan pengadaan dan
perawatan tanaman yang mendukung suplai tanaman buah di Toko Trubus yang lain.
Sampai saat ini Toko Trubus telah memiliki 17 Toko Trubus yang tersebar di
Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Visi
Visi
Toko Trubus yaitu:
Menjadi
perusahaan Agribisnis yang diakui unggul dalam produk dan jasa berkualitas
tinggi.
Misi
Misi
Toko Trubus yaitu :
1.
Memperluas
akses bagi konsumen untuk mendapatkan produk dan jasa yang dapat meningkatkan
nilai tambah serta manfaat dari hobi dan kegiatan bisnis bidang pertanian.
2.
Memproduksi
dan menjalankan fungsi retai, serta menjadi distributor produk dan sarana
pertanian.
3.
Mempengaruhi
kebijakan pembangunan agar lebih mendukung pengembangan produk, pemasaran
produk dan sarana pertanian.
4.
Memperluas
jangkauan pelayanan secara berkelanjutan.
Definisi Wirausaha
Wirausaha adalah
seorang inovator yang mampu mengubah kesempatan menjadi sebuah ide yang bisa
dijual, dapat memberikan nilai tambah melalui upaya, waktu, biaya, serta kecakapan
dengan tujuan mendapatkan keuntungan.( Menurut Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz , 2004)
Kewirausahaan
Kewirausahaan
sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli
barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang
dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian (Richard Cantillon, 1775)
Adapun
karakteristik seorang wirausaha menurut Maya, 2015 :
-
Disiplin
Kerja keras dan disiplin merupakan modal dasar untuk
keberhasilan seseorang dalam berwirausaha. Selain kerja keras ia juga harus
disiplin dalam melaksanakan usahanya, sebab meskipun orang bekerja keras tetapi
kalau tidak disiplin, usahanya kurang berarti. Para wirausaha yang mempunyai
kemauan keras dan penuh disiplin akan dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja
secara bersungguh-sungguh. Disiplin (disciple)
yang berarti pengikut atau murid. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan
ketaatan kepada aturan.
-
Komitmen tinggi
Sikap yang memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran yang
berlaku, tidak sekalipun mengingkarinya walaupun dengan dirinya sendiri, serta
selalu berusaha menyesuaikan kata dan perbuatan.
-
Jujur
Sikap jujur dalam berwirausaha artinya bahwa seorang wirausaha
harus mau dan mampu mengatakan apa adanya, kejujuran dapat disamakan dengan
amanah yang harus dijalankan. Amanah yang diartikan apabila diberi kepercayaan
tidak berkhianat, kalau berkata selalu benar, jika berjanji tidak ingkar.
-
Kreatif dan Inovatif
Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir yang baru dan
berbeda. Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh itu menurutnya kewirausahaan adalah
berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan
cara-cara baru. Menurut Woolfolk (2004), kreativitas adalah kemampuan individu
untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang melahirkan sesuatu (produk) yang baru. Innovation is the ability to apply creative
solutions to those problems and opportunities to enhance or to enrich people’s
live, Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya
kehidupan.
Inovatif merupakan terobosan baru. Inovatif dalam
berwirausaha berarti suatu proses untuk dapat mengubah peluang usaha menjadi
gagasan baru yang dapat menghasilkan uang. Apabila seorang wirausaha ingin
sukses, ia harus dapat membuat produk yang dihasilkan dengan inovasi-inovasi
baru. Salah satu penyebab kegagalan dalam berwirausaha biasanya terletak pada
keterlambatan berinovasi dalam produk, pelayanan serta pemasarannya.
-
Mandiri dan realistis
Sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan apa yang
harus dilakukan kepada orang lain, sesuatu dikerjakan memang karena
kemampuannya sendiri serta tidak pernah merasa besar karena orang lain, tetapi
besar karena usaha kerasnya.Pribadi mandiri ialah dia yang tahu siapa dan apa
dia itu, dia adalah seorang manusia yang tahu apa yang dilakukannya, karena
sadar apa yang dituju. Pribadi itu utuh dan tidak berantakan. Ia tahu akan
menerima baik keunggulan maupun kelemahannya. Ia menerima dirinya sendiri dan
orang lain apa adanya. Ia tidak berkelit menghadapi kenyataan. Dalam
menjalankan pekerjaannya ia selalu berdasarkan atas bakat dan kemampuan yang
dimilikinya (realistis) dan bekerja menurut keyakinan serta kemampuannya
sendiri (mandiri) dan percaya kepada nasibnya sendiri. Seorang wirausaha dia
dapat menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang
lain.
Selain hal-hal diatas, masih ada
beberapa karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha, diantaranya :
-
Berani menghadapi resiko
Orang yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah
seseorang yang menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya
tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia berani
mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah di perhitungkan dengan
seksama dan realistis. Keberanian menghadapi resiko yang didukung komitmen yang
kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai
memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas, objektif dan merupakan
umpan balik (feedback) bagi
kelancaran kegiatannya.
-
Selalu mencari peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap
peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang
lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk
mencapai tujuan. Karena wirausaha adalah seseorang yang merasakan adanya peluang,
mengejar peluang-peluang yang sesuai dengan situasi dirinya, dan percaya
bahwa kesuksesan merupakan suatu hal yang dapat dicapai.
-
Memiliki jiwa kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat
kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda,
lebih dahulu, lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan
inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya lebih
cepat, lebih dahulu dan segera berada di pasar. Ia selalu menampilkan produk
baru dan berbeda, sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi
maupun pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menjadi
nilai tambah. Karena itu, perbedaan bagi seorang yang memiliki jiwa
kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai tambah. Ia
selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan
saran yang kemudian dijadikan peluang. Leadership
Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil
memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang
pemimpin harus memiliki taktik mediator dan negosiator daripada diktator.
-
Memiliki kemampuan manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang
wirausaha adalah kemampuan untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya,
seorang wirausaha harus memiliki kemapuan perencanaan usaha, mengorganisasikan
usaha, memvisualisasikan usaha, mengolah usaha dan sumber daya manusia,
mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang
kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki oleh
seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh
tetapi kegagalan usaha yang akan dituai.
-
Memiliki keterampilan personal
Seorang wirausaha harus percaya diri dan mandiri yang tinggi
untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilasanakannya, mau
dan mampu mencari serta menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan
peluang tersebut, mau dan mampu berkomunikasi dengan siapapun, mencintai
kegiatan usahanya, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana,
jujur, hemat, dan disiplin, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri
demi meningkatkan usahanya dan memotivasi orang lain serta melakukan perluasan
dan usaha, serta berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta
menggalang kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan.
RENCANA PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktik
Kerja Lapang (PKL) I dengan komoditas usaha agribisnis produksi bibit dan
pemasaran bibit Jeruk untuk
tahun ajaran 2018/2019 ini akan dilaksanakan mulai tanggal 24 Juni – 16 Agustus 2019 yang bertempat di Di Perusahaan
Trubus, Jalan Mekarsari Raya RT/RW
01/07, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Perusahaan Trubus
ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis pertanian
dengan produk yang dihasilkan berupa Majalah Pertanian, Bibit tanaman, sarana
pertanian, dan lain - lain.
Materi Kegiatan
Kegiatan PKL I
yang akan dilaksanakan meliputi pelaksanaan pembelajaran mengenai teknis produksi bibit dan
pemasaran bibit Jeruk yang akan menjadi rujukan bagi mahasiswa untuk menambah ilmu
pengetahuan, selain itu juga yang menjadi materi kegiatan PKL I adalah strategi
membangun jejaring kemitraan usaha tani dalam penumbuhan dan pengembangan minat
wirausaha bidang agribisnis. Pada
kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) I rencana materi yang didapatkan ialah
mengenai produksi bibit dan pemasaran bibit Jeruk, dapat dilihat pada Tabel
1 berikut ini
Tabel 1. Rencana Materi Magang
No
|
Tujuan
|
Materi
|
Parameter
|
Output
|
Paraf
Pembimbing Eksternal
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Perkenalan perusahaan
|
Trubus merupakan tempat dalam
memproduksi bibit
dan pemasaran bibit Jeruk.
|
Mengetahui proses dalam produksi
bibit dan pemasaran bibit Jeruk
|
Dapat melakukan proses
perbanyakan bibit Jeruk dan mengetahui pemasaran bibit Jeruk
|
|
2.
|
Produksi
bibit Jeruk dan Pemasaran bibit
Jeruk
|
Perbanyakan bibit Jeruk
|
Melakukan perbanyakan bibit
Jeruk dengan teknik generative atau fegetatif
|
Dapat mengetahui cara
perbanyakan bibit Jeruk
|
|
Pemasaran bibit Jeruk
|
Melakukan pemasaran bibit Jeruk
secara langsung di Toko Trubus atau via online.
|
Megerti proses pemasaran bibit
Jeruk
|
|
||
3.
|
Identifikasi masalah dalam
kegiatan produksi bibit Jeruk dan Pemasaran Jeruk.
|
Identifikasi masalah
|
Menemukan masalah yang terjadi
pada kegiatan produksi bibit Jeruk dan Pemasaran bibit Jeruk
|
Ditemukan masalah pada kegiatan
produksi bibit
dan pemasaran bibit Jeruk
|
|
Pemecahan masalah
|
Mengetahui solusi yang cocok
untuk masalah yang terjadi pada produksi bibit dan pemasaran bibt Jeruk
|
Mampu mengatasi masalah yang ada
dengan solusi yang tepat dan efektif
|
|
||
4.
|
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan
|
Karakteristik dari seorang
wirausahawan
|
Tumbuhnya rasa percaya diri dan
kreativitas dalam beragribisnis
|
Mampu menjadi wirausaha muda
pertanian yang cakap dan tangguh
|
|
Metode Pelaksanaan
Metode
Pelaksanaan PKL 1 dengan cara magang. Magang merupakan proses pembelajaran
mahasiswa dalam bentuk kerja lapangan untuk memenuhi tugas yang diberikan.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan PKL I diawali dengan kegiatan pembekalan yang
dilaksanakan di Aula Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor pada tanggal 21 Mei
2019 dan dilanjutkan dengan kegiatan survei lokasi dan penyusunan proposal
pengajuan lokasi PKL I, pelaksanaan, sampai kegiatan ujian PKL I. Pelaksanaan
PKL I di unit agribisnis sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh
Direktur Polbangtan Bogor di bawah bimbingan dosen pembimbing internal dan
pembimbing eksternal.
Pelaksanaan PKL I di
lapangan dilakukan oleh penulis sesuai perencanaan di proposal. Pembimbing
internal melakukan supervisi dan memberikan bimbingan kepada mahasiswa di
lapangan. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Alokasi waktu efektif
pelaksanaan PKL I, sebagai berikut : Pembekalan dilaksanakan 1 hari, survei
calon lokasi dilaksanakan 14 hari, penyusunan proposal dilaksanakan 7 hari, pelaksanaan di lapangan
dilaksanakan selama 53 hari, konsultasi laporan setelah PKL dilakukan 7 hari, ujian
hasil PKL diksanakan 1 hari.
Tabel 2. Rencana Kegiatan di lapangan
No
|
Tujuan
|
Tanggal
|
kegiatan
|
Output
|
1.
|
Memahami dan trampil dalam
produksi bibit tanaman jeruk (perbanyakan tanaman secara Generatif atau
Vegetatif)
|
24 Juni – 20 Juli 2019
|
Cara perbanyakan bibit tanaman
Jeruk secara Generatif dan Vegetatif
|
Mampu melakukan kegiatan
perbanyakan tanaman Jeruk
|
2.
|
Memahami dan trampil dalam
proses pemasaran bibit tanaman Jeruk.
|
22 Juli – 16 Agustus 2019
|
Cara pemasaran bibit tanaman
Jeruk
|
Mampu memasarkan bibit tanaman
Jeruk
|
|
|
|
|
|
Praktik
Kerja lapang (PKL) I yang akan dilaksanakan dalam kegiatannya menggunakan
metode magang. Metode ini dilakukan dengan mengikuti langsung kegiatan dan
mempraktikannya mulai dari
pembuatan bibit Jeruk sampai pemasaran bibit Jeruk.
Pengumpulan data diperoleh dari hasil survei lokasi PKL di perusahaan Trubus . Adapun jadwal kegiatan di lokasi
PKL 1 terlampir pada jadwal palang kegiatan (Lampiran 1)
Daftar Pustaka
AAK. 2004.
Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta : Kanisius.
Aaker, A.
David.2006. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Mitra Utama.
Departemen
Pertanian,Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertania. 2005. Persebaran
Jeruk di Indonesia.
Ir. Pracaya.
1993. Jeruk Manis. Jakarta : Penebar Swadaya.
Joesoef, M.
1993. Penuntun Berkebun Jeruk. Jakarta : Bhratara.
Kotler, Philip
dan Keller Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga.
Machfoedz,
Mas’ud. 2004. Kewirausahaan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Naharsari, Nur
Dyah. 2007. Bercocok Tanam Jeruk. Bekasi : Azka Press.
Prihatman, K.
2000. Jeruk (Citrus sp). Jakarta :
Angkasa.
Rangkuti,
Freedy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sarwono. 2011.
Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Jakarta : Agromedia.
Suhaeni, Neni.
2008. Petunjuk Praktis Menanam Jeruk. Jakarta : Binamuda Ciptakreasi.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Woolfolk,
Anita. 2004. Educational Psychology Buku 2. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Internet :
Toko Trubus,
2015. www.tokotrubus.co.id (Diakses pada tanggal 8 Juni 2019)
Lampiran
2.
JURNAL HARIAN KEGIATAN PRAKTIK
KERJA LAPANGAN I
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN
BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN
PERTANIAN BOGOR
Nama
: Bela Ratna Wiguna
NIRM : 04.1.17.0979
Lokasi
PKL : Perusahaan Trubus, Cimanggis, Depok, Jawa Barat
No.
|
Hari/Tanggal
|
Kegiatan
|
Paraf
Pembimbing
Eksternal
|
|
|
|
|
Lampiran
3.
LEMBAR KONSULTASI
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN
BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN
PERTANIAN BOGOR
TAHUN 2019
Nama : Bela Ratna Wiguna
NIRM : 04.1.17.0979
Lokasi
PKL : Perusahaan Trubus, Cimanggis, Depok, Jawa Barat
Pembimbing
Internal : 1. Dr. Dayat, SP., M.Si. ( Dosen Pembimbing I )
2. Nawangwulan Widyastuti, SP., M.Si. ( Dosen
Pembimbing II )
Pembimbing Eksternal
:
NO.
|
Tanggal
|
Materi Bimbingan
|
Saran
Pembimbing
|
Paraf Pembimbing
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment